Sragen, Jateng – Ratusan warga Sragen, termasuk sejumlah purnawirawan dan ibu rumah tangga, menjadi korban dugaan penipuan berkedok investasi yang dijalankan oleh PT Bahana Lintas Nusantara (BLN) di bawah payung Dinasti Nusantara Group (DNG).
Mereka beramai-ramai melaporkan kejadian yang dialaminya ke ruang pelayanan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Sragen, siang ini Rabu, 9 Juli 2025.
Dalam laporannya, mereka menjelaskan skema yang dijanjikan PT BLN dengan cara titip dana, terima profit hingga 8,3% setiap bulan selama masa kontrak 24 bulan, yang kini telah memasuki tahun kedua.
Kenyataannya? Uang raib, janji manis tinggal cerita.
Salah satu korban, Wiyoto, mantan anggota Polri, mengaku telah menyetor dana investasi sebesar Rp255 juta ke perusahaan tersebut.
Ia sempat menerima bagi hasil sebesar Rp 21 juta per bulan selama 11 bulan.
Namun sejak terhitung 15 Maret 2025, pembayaran mendadak terhenti tanpa penjelasan yang jelas.
"Awalnya lancar. Tapi begitu bulan ke-12, tidak ada transfer sama sekali. Saya hubungi perwakilan, jawabannya hanya 'situasi ekonomi global sedang tidak stabil, tidak baik- baik saja," ujar Wiyoto kepada wartawan, saat membuat laporan di SPKT Polres Sragen.
Hal serupa juga dialami sejumlah purnawirawan yang menjadi korban lainnya diantaranya bapak Marimin, Suparlan, Tugimin dkk sebanyak 18 orang, dengan besaran nominal investasi masing-masing hingga ratusan juta.
Program koperasi bertajuk "SiPintar" yang ditawarkan PT BLN menjanjikan pengembalian dana dua kali lipat dalam dua tahun.
Skema ini tak hanya menyasar kalangan pensiunan, namun juga ibu rumah tangga, bahkan tokoh masyarakat.
Iming-iming usaha yang disebut-sebut dikelola DNG pun terdengar luar biasa, dari tambang emas, ekspor ikan laut, jalan tol, hingga rumah sakit dan pabrik pupuk.
Namun fakta di lapangan berbicara lain. Banyak investor kini hanya bisa gigit jari.
"Pembayaran macet. Perwakilan perusahaan mulai sulit dihubungi. Kantor cabang pun mulai sepi aktivitas, " lanjut Wiyoto.
Lebih dari 100 orang tercatat telah melapor ke Polres Sragen, dengan total kerugian mencapai miliaran rupiah.
Sejumlah korban mengaku merasa tertipu karena diajak melalui program sosialisasi oleh pihak BLN, ke kalangan Purnawirawan, bahkan tokoh masyarakat yang terlebih dahulu ikut dan menerima "bagi hasil".
Kapolres Sragen melalui Kasat Reskrim AKP Ardi mengatakan membenarkan telah menerima laporan para korban, yang melaporkan PT BLN dan kini dalam tahap penyelidikan.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran investasi dengan imbal hasil tinggi yang tidak masuk akal.
"Masih kami dalami apakah ada unsur penipuan atau penggelapan dana dalam skema investasi ini. Masyarakat diimbau segera melapor jika merasa dirugikan," tegas AKP Ardi mewakili Kapolres Sragen, Rabu, (9/7/2025).
Dari hasil investigasi para korban, pihak manajemen Dinasti Nusantara Group belum memberikan keterangan resmi. Ketua BLN, Nicholas, saat dikonfirmasi, hanya menyampaikan bahwa pihaknya sedang "restrukturisasi arus kas perusahaan" dan meminta para investor "untuk bersabar".
Kini, puluhan korban yang diwakili sebanyak 18 orang di Mapolres Sragen, berharap ada kejelasan hukum dan pertanggung jawaban atas dana yang telah mereka percayakan.
Sebab bagi mereka, uang itu bukan hanya investasi, tapi hasil kerja keras seumur hidup yang digenggam penuh harapan.
Post a Comment